bergetar sukma, membelah bah jiwa yang terus menerjang
andai ada kata yang bisa terucap
kata-kata itu hanya sebuah harap
setiap detik adalah pedang
pedang yang seakan menghunus
menunjuk tajam ke arah mata
kemudian mebantai jiwa menjadi prahara
aku ini apa?
hanya sebatang kayu di tengah gelombang laut
terapung tak berdaya
menunggu bibir pantai, mengecup hangat ke permukaan
di belai lembut hamparan pasir
di terpa kasih angin
semakin tersesat aku diombang-ambing gelombang
semakin tak tentu kemana semuanya bermuara
awanpun semakin gelap
yang ada hanya fatamorgana
lautan berubah jadi daratan
kedinginan berubah menjadi kehangatan
aku rindu pulang
rindu hangatnya pelukan alam
rindu dibacakan mantra penenang
rindu akan warna pelangi dengan balutan warni
rindu akan suara dari hati penuh kasih dengan cinta dan ketulusan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar